Muhaddatsah (gelar)

Daripada WikiPasokh
Pertanyaan

Mengapa Sayidah Fatimah Zahra sa disebut sebagai Muhaddasah?

Muhaddatsah adalah salah satu gelar Sayidah Fatimah sa yang berarti seseorang yang berbicara dengan malaikat. Fatimah sa disebut Muhaddatsah karena ia berkomunikasi dengan malaikat.

Pemahaman tentang Muhaddats dan Muhaddatsah

Muhaddats dan Muhaddatsah (dengan fathah pada huruf dal dan tasydid) berarti seseorang yang diajak berbicara; ia diberi wahyu.[1] Dalam riwayat Islam, Muhaddats adalah seseorang yang mendengar perkataan malaikat, dia diberi wahyu yang masuk ke dalam hatinya.[2] Buku-buku lain mendefinisikan Muhaddats sebagai seseorang yang, meskipun bukan nabi, berbicara dengan malaikat.[3]

Imam-imam Ahlulbait as adalah Muhaddats, dan Sayidah Fatimah Zahra sa juga adalah Muhaddatsah.[4] Seperti ibu Nabi Musa as yang bukan nabi, tetapi Allah memberikan wahyu kepadanya.[5] Sayidah Maryam sa juga bukan nabi, tetapi malaikat berbicara dengannya.[6]

Pembicaraan Malaikat dengan Fatimah sa

Terdapat banyak riwayat yang menunjukkan bahwa Sayidah Fatimah adalah Muhaddatsah:

  • Imam Shadiq as: «Sayidah Fatimah disebut Muhaddatsah karena malaikat turun dari langit dan berbicara dengannya, sebagaimana mereka berbicara dengan Sayidah Maryam.»[7]
  • Imam Shadiq as: «Ketika Allah mengambil ruh Nabi-Nya, Fatimah merasakan kesedihan yang sangat dalam, yang hanya diketahui oleh Allah. Allah mengirim malaikat untuk menghiburnya, mengurangi kesedihannya, dan berbicara dengannya.»[8]
  • Imam Shadiq as: «Sayidah Fatimah hidup lebih dari 75 hari setelah wafatnya Nabi, dan rasa kesedihan yang mendalam karena ayahnya menghampirinya. Oleh karena itu, Jibril datang berkali-kali untuk menghiburnya, mengucapkan bela sungkawa atas wafat ayahnya, dan menghibur hati Fatimah. Kadang ia menceritakan kedudukan ayahnya yang mulia, dan kadang memberi tahu tentang peristiwa yang akan terjadi pada keturunannya setelah wafatnya beliau.»[9]
  • Dalam ziarah Sayidah Fatimah sa disebutkan: «السَّلَامُ عَلَيْكِ أَيَّتُهَا الْمُحَدَّثَه الْعَلِيمَه؛ Salam untukmu, wahai Muhaddatsah yang bijaksana.»[10]

Mushaf Fatimah sebagai bukti Muhaddatsahnya Sayidah Fatimah

Mushaf Fatimah sa adalah kitab yang Jibril ajarkan kepada Sayidah Fatimah Zahra sa setelah wafatnya Nabi Muhammad sa, dan Imam Ali as menulisnya. Berdasarkan riwayat, keberadaan kitab ini tidak diragukan.[11] Riwayat tentang keberadaan Mushaf Fatimah sa terdapat dalam sumber-sumber tertua dari kitab-kitab hadits Syiah, seperti Basair al-Darajat[12] dan Al-Kafi[13].

Keberadaan Mushaf Fatimah dianggap sebagai bukti bahwa malaikat Allah berbicara dengan Sayidah Fatimah sa dan ini membuktikan bahwa beliau adalah Muhaddatsah.

Pranala terkait

Catatan Kaki

  1. Huseini Zabidi, Muhammad Murtadha, Taj al-'Arus min Jawahir al-Qamus, Beirut, Dar al-Fikr, edisi pertama, 1414 H, jilid 3, hal 192.
  2. Safar, Muhammad bin Hasan, Basair al-Darajat fi Fadhail Ahl Muhammad saw, Qum, Perpustakaan Mar'asyi Najafi, edisi kedua, 1404 H, hal 367, Bab 1, Hadis 1 dan 17.
  3. Amini, Abdul Husain, Al-Ghadir, Pusat Studi Al-Ghadir, jilid 5, hal 67.
  4. Safar, Muhammad bin Hasan, Basair al-Darajat fi Fadhail Ahl Muhammad صلى الله عليه وسلم, Qum, Perpustakaan Mar'asyi Najafi, edisi kedua, 1404 H, hal 367, Bab 1.
  5. Sura Al-Qashas, ayat 7.
  6. Sura Maryam, ayat 16-26.
  7. Ibnu Babawaih, Muhammad bin Ali, Al-'Ilal al-Syarayi', Qum, Penerbit Da'uri, edisi pertama, 1385 H/1966 M, jilid 1, hal 182, Bab 146, Hadis 1. Al-Thabari Amili Saghir, Muhammad bin Jarir bin Rustam, Dala'il al-Imamah, Qum, Bi'athah, edisi pertama, 1413 H, hal 80, Hadis 20.
  8. Safar, Muhammad bin Hasan, Basair al-Darajat fi Fadhail Ahl Muhammad saw, Qum, edisi kedua, 1404 H, Bab 14, hal 157, Hadis 18. Kulayni, Muhammad bin Ya'qub, Al-Kafi, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyyah, edisi keempat, 1407 H, jilid 1, hal 238, Bab tentang al-Sahifah, al-Jafr, al-Jami'ah dan Mushaf Fatimah, Hadis 2.
  9. Safar, Muhammad bin Hasan, Basair al-Darajat fi Fadhail Ahl Muhammad saw, Qum, edisi kedua, 1404 H, Bab 14, hal 154, Hadis 6.
  10. Ibnu Babawaih, Muhammad bin Ali, Man La Yahduruhu al-Faqih, Qum, Penerbit Islamiyah, edisi kedua, 1413 H, jilid 2, hal 573. Al-Thusi, Muhammad bin al-Hasan, Tahzib al-Ahkam, Teheran, Dar al-Kutub al-Islamiyyah, edisi ke-4, 1407 H, jilid 6, hal 10.
  11. Al-Kulaini, Muhammad bin Ya'qub, Al-Kafi, Qum, Dar al-Hadith, 1429 H, jilid 1, hal 599-600.
  12. Safar Qumi, Muhammad bin al-Hasan, Basair al-Darajat fi Fadhail Ahl Muhammad صلى الله عليه وسلم, penelitian oleh Mohsin bin Abbasali Kochebaghi, Qum, Maktabah Ayatullah Mar'asyi Najafi, 1404 H, hal 170-181.
  13. Kulaini, Muhammad bin Ya'qub, Al-Kafi, jilid 1, hal 592-602.

Templat:تکمیل مقاله