Metode Al-Quran Dalam Menentramkan Keluarga: Perbezaan antara semakan
(Mencipta laman baru dengan kandungan ''''Soal''': Apa solusi yang ditawarkan Al-Qur'an untuk mencapai ketenangan dan kesejahteraan dalam keluarga? '''Jawaban''': Al-Qur'an menawarkan solusi seperti kasih sayang dan belas kasih untuk membawa ketenangan kepada keluarga, yang berarti saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Mencapai kesempurnaan bersama, kesejahteraan ekonomi, dan ketenangan hati dengan mengingat Allah merupakan saran lain dari Al-Qur'an. Al-Qur'an menjelaskan tuju...') |
Tiada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
' | {{text start}} | ||
{{question}} | |||
Apa solusi yang ditawarkan Al-Qur'an untuk mencapai ketenangan dan kesejahteraan dalam keluarga? | |||
{{question end}} | |||
{{answer}} | |||
[[Al-Qur'an]] menawarkan solusi seperti kasih sayang dan belas kasih untuk membawa ketenangan kepada keluarga, yang berarti saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Mencapai kesempurnaan bersama, kesejahteraan ekonomi, dan ketenangan hati dengan mengingat Allah merupakan saran lain dari Al-Qur'an. | |||
''' | Al-Qur'an menjelaskan tujuan utama pernikahan dan pembentukan keluarga adalah untuk mendapatkan ketenangan: {{quran||translation=Dan diantaramu Dia tempatkan rasa kasih dan sayang.|sura=Ar-Rum|verse=21}}. Pernikahan seharusnya membawa ketenangan jiwa dan kehidupan.<ref>. Qura'ati, Muhsin, ''Tafsir Nur'', Qom, Muassasah Dar Rah Haq, cetakan pertama, 1996 H., jilid 4, halaman 255.</ref> | ||
{{Lihat Juga|Pernikahan Menurut Perspektif Al-Qur'an}} | {{Lihat Juga|Pernikahan Menurut Perspektif Al-Qur'an}} | ||
==Ketenangan Hati dengan Mengingat Allah== | ==Ketenangan Hati dengan Mengingat Allah== | ||
Keluarga dan masyarakat dapat meraih ketenangan melalui pengingat Allah: {{ | Keluarga dan masyarakat dapat meraih ketenangan melalui pengingat Allah: {{quran| أَلا بِذِکْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ|translation=Bukankah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang?|sura=Ar-Ra'd|verse=28}} | ||
==Kasih Sayang dan Belas Kasih== | ==Kasih Sayang dan Belas Kasih== | ||
{{ | {{see also|Persahabatan dan Kelembutan Antara Suami Istri dalam Ayat 21 Surah Ar-Rum}} | ||
Peran wanita dalam budaya Al-Qur'an digambarkan sebagai manifestasi keindahan ilahi dalam wajah manusia.<ref>Javadī Amulī, Abdullah, Zan Dar Aineh-ye Jalal wa Jamal, Teheran, Nashr Farhangi Rajae, cetakan kedua, 1992 H., halaman 37.</ref> Al-Qur'an menjelaskan ketenangan dan kenyamanan bagi suami istri dalam kerangka kasih sayang (persahabatan) dan belas kasih (kehormatan): {{ | Peran wanita dalam budaya Al-Qur'an digambarkan sebagai manifestasi keindahan ilahi dalam wajah manusia.<ref>Javadī Amulī, Abdullah, Zan Dar Aineh-ye Jalal wa Jamal, Teheran, Nashr Farhangi Rajae, cetakan kedua, 1992 H., halaman 37.</ref> Al-Qur'an menjelaskan ketenangan dan kenyamanan bagi suami istri dalam kerangka kasih sayang (persahabatan) dan belas kasih (kehormatan): {{quran||translation=Dan Kami ciptakan untukmu pasangan hidup agar kamu merasa tentram bersama mereka; dan Kami letakkan di antaramu rasa kasih dan sayang.|Surah=Ar-Rum|Ayat=21}}. [[Tafsir Nūr memahami]] "kasih sayang" dan "belas kasih" sebagai titik persatuan dalam masyarakat manusia.<ref>Makarim Syirazi, Nashir, ''Tafsir Nur'', Teheran, Dār al-Kutub al-Islāmiyah, 1995 H., jilid 16, halaman 392.</ref> "Kasih sayang" dalam ayat ini berarti mencintai satu sama lain, sedangkan "belas kasih" berarti saling hormat-menghormati.<ref>Husainī Syirazi, Sayid Muhammad, ''Tabyin al-Qur'an'', Beirut, Dār al-'Ulūm, 2002 H., halaman 418.</ref> Kasih sayang dan belas kasih Tuhan melebihi dorongan biologis yang juga ditemukan pada hewan.<ref>Javadī Amulī, Abdullah, Zan Dar Aineh-ye Jalal wa Jamal, Teheran, Nashr Farhangi Rajae, cetakan kedua, 1992 H., halaman 40. Afroz, Ghulam Ali, Hamsaran-e Bartar, Teheran, Anjuman Awliyā' wa Murabiyyān, cetakan pertama, 1998 H., halaman 32.</ref> | ||
==Mencapai Kesempurnaan Bersama== | ==Mencapai Kesempurnaan Bersama== | ||
Al-Qur'an menggambarkan ketenangan keluarga dalam mencapai kesempurnaan suami istri bersama-sama: {{ | Al-Qur'an menggambarkan ketenangan keluarga dalam mencapai kesempurnaan suami istri bersama-sama: {{quran| هُنَّ لِباسٌ لَکُمْ وَ أَنْتُمْ لِباسٌ لَهُنَّ |translation=Mereka adalah pakaian bagimu dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.|Surah=Al-Baqarah|Ayat=187}}. | ||
Menutupi kekurangan satu sama lain, menjaga rahasia, melindungi satu sama lain dari bahaya dan kontaminasi, memberikan ketenangan jiwa, menambah variasi dalam kehidupan, serta kesesuaian dalam berbagai aspek kehidupan seperti pakaian, semuanya menciptakan fondasi untuk ketenangan dan kenyamanan keluarga.<ref>. Afroz, Ghulam Ali, Hamsaran-e Bartar, Teheran, Anjuman Awliyā' wa Murabiyyān, cetakan pertama, 1998 H., halaman 46, 60, 179.</ref> | Menutupi kekurangan satu sama lain, menjaga rahasia, melindungi satu sama lain dari bahaya dan kontaminasi, memberikan ketenangan jiwa, menambah variasi dalam kehidupan, serta kesesuaian dalam berbagai aspek kehidupan seperti pakaian, semuanya menciptakan fondasi untuk ketenangan dan kenyamanan keluarga.<ref>. Afroz, Ghulam Ali, Hamsaran-e Bartar, Teheran, Anjuman Awliyā' wa Murabiyyān, cetakan pertama, 1998 H., halaman 46, 60, 179.</ref> | ||
==Kesejahteraan Ekonomi== | ==Kesejahteraan Ekonomi== | ||
{{see also|Masalah Ekonomi dalam Al-Qur'an}} | |||
{{ | |||
Ekonomi memiliki peran penting dalam memperkuat fondasi keluarga. Al-Qur'an telah menempatkan ekonomi yang sehat dalam struktur keluarga. Mahar dan penekanan atas pembayarannya,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 4, 19, 21.</ref> pemenuhan kebutuhan hidup,<ref>. Surah Al-Baqarah, Ayat 233. Surah An-Nisa', Ayat 34.</ref> perhatian terhadap kekayaan anak yatim dalam pernikahan,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 3–2.</ref> perhatian terhadap hak warisan pria dan wanita,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 33, 176.</ref> perhatian terhadap kemandirian ekonomi wanita,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 32.</ref> evaluasi kematangan ekonomi anak yatim sebelum pewarisan,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 6.</ref> perhatian terhadap warisan anak yatim sebagai amanah besar,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 10–9.</ref> dan lain-lain adalah topik-topik ekonomi dalam Al-Qur'an. | Ekonomi memiliki peran penting dalam memperkuat fondasi keluarga. Al-Qur'an telah menempatkan ekonomi yang sehat dalam struktur keluarga. Mahar dan penekanan atas pembayarannya,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 4, 19, 21.</ref> pemenuhan kebutuhan hidup,<ref>. Surah Al-Baqarah, Ayat 233. Surah An-Nisa', Ayat 34.</ref> perhatian terhadap kekayaan anak yatim dalam pernikahan,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 3–2.</ref> perhatian terhadap hak warisan pria dan wanita,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 33, 176.</ref> perhatian terhadap kemandirian ekonomi wanita,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 32.</ref> evaluasi kematangan ekonomi anak yatim sebelum pewarisan,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 6.</ref> perhatian terhadap warisan anak yatim sebagai amanah besar,<ref>. Surah An-Nisa', Ayat 10–9.</ref> dan lain-lain adalah topik-topik ekonomi dalam Al-Qur'an. | ||
Baris 30: | Baris 32: | ||
* [[Status Keluarga dalam Al-Qur'an]] | * [[Status Keluarga dalam Al-Qur'an]] | ||
==Catatan Kaki == | ==Catatan Kaki == | ||
{{ | {{footnotes|۲}} | ||
{{tree | |||
| main branch = علوم و معارف قرآن | |||
| subbranch1 = مسایل اجتماعی در قرآن | |||
| subbranch2 = | |||
| subbranch3 = | |||
}} | |||
{{تکمیل مقاله | |||
| شناسه = شد | |||
| تیترها = شد | |||
| ویرایش =شد | |||
| لینکدهی = شد | |||
| ناوبری = | |||
| نمایه = | |||
| تغییر مسیر =شد | |||
| ارجاعات = | |||
| بازبینی =شد | |||
| تکمیل = | |||
| اولویت = ج | |||
| کیفیت = ب | |||
}} | |||
{{text end}} | |||
[[fa:راهکارهای قرآن برای آرامش خانواده]] | |||
[[es:Soluciones del Corán para la tranquilidad familiar]] | |||
[[ur:خاندان کی سکون کی لیی قرآن کی حل]] | |||
[[bn:পারিবারিক শান্তির জন্য কুরআন প্রস্তাবিত উপায়সমূহ]] |
Semakan semasa pada 14:01, 11 Februari 2025
Apa solusi yang ditawarkan Al-Qur'an untuk mencapai ketenangan dan kesejahteraan dalam keluarga?
Al-Qur'an menawarkan solusi seperti kasih sayang dan belas kasih untuk membawa ketenangan kepada keluarga, yang berarti saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Mencapai kesempurnaan bersama, kesejahteraan ekonomi, dan ketenangan hati dengan mengingat Allah merupakan saran lain dari Al-Qur'an.
Al-Qur'an menjelaskan tujuan utama pernikahan dan pembentukan keluarga adalah untuk mendapatkan ketenangan: ﴾Dan diantaramu Dia tempatkan rasa kasih dan sayang.﴿(Ar-Rum:21). Pernikahan seharusnya membawa ketenangan jiwa dan kehidupan.[1]
Ketenangan Hati dengan Mengingat Allah
Keluarga dan masyarakat dapat meraih ketenangan melalui pengingat Allah: ﴾أَلا بِذِکْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ؛ Bukankah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang?﴿(Ar-Ra'd:28)
Kasih Sayang dan Belas Kasih
Peran wanita dalam budaya Al-Qur'an digambarkan sebagai manifestasi keindahan ilahi dalam wajah manusia.[2] Al-Qur'an menjelaskan ketenangan dan kenyamanan bagi suami istri dalam kerangka kasih sayang (persahabatan) dan belas kasih (kehormatan): ﴾Dan Kami ciptakan untukmu pasangan hidup agar kamu merasa tentram bersama mereka; dan Kami letakkan di antaramu rasa kasih dan sayang.﴿. Tafsir Nūr memahami "kasih sayang" dan "belas kasih" sebagai titik persatuan dalam masyarakat manusia.[3] "Kasih sayang" dalam ayat ini berarti mencintai satu sama lain, sedangkan "belas kasih" berarti saling hormat-menghormati.[4] Kasih sayang dan belas kasih Tuhan melebihi dorongan biologis yang juga ditemukan pada hewan.[5]
Mencapai Kesempurnaan Bersama
Al-Qur'an menggambarkan ketenangan keluarga dalam mencapai kesempurnaan suami istri bersama-sama: ﴾هُنَّ لِباسٌ لَکُمْ وَ أَنْتُمْ لِباسٌ لَهُنَّ؛ Mereka adalah pakaian bagimu dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.﴿.
Menutupi kekurangan satu sama lain, menjaga rahasia, melindungi satu sama lain dari bahaya dan kontaminasi, memberikan ketenangan jiwa, menambah variasi dalam kehidupan, serta kesesuaian dalam berbagai aspek kehidupan seperti pakaian, semuanya menciptakan fondasi untuk ketenangan dan kenyamanan keluarga.[6]
Kesejahteraan Ekonomi
Ekonomi memiliki peran penting dalam memperkuat fondasi keluarga. Al-Qur'an telah menempatkan ekonomi yang sehat dalam struktur keluarga. Mahar dan penekanan atas pembayarannya,[7] pemenuhan kebutuhan hidup,[8] perhatian terhadap kekayaan anak yatim dalam pernikahan,[9] perhatian terhadap hak warisan pria dan wanita,[10] perhatian terhadap kemandirian ekonomi wanita,[11] evaluasi kematangan ekonomi anak yatim sebelum pewarisan,[12] perhatian terhadap warisan anak yatim sebagai amanah besar,[13] dan lain-lain adalah topik-topik ekonomi dalam Al-Qur'an.
Pranala Terkait
Catatan Kaki
- ↑ . Qura'ati, Muhsin, Tafsir Nur, Qom, Muassasah Dar Rah Haq, cetakan pertama, 1996 H., jilid 4, halaman 255.
- ↑ Javadī Amulī, Abdullah, Zan Dar Aineh-ye Jalal wa Jamal, Teheran, Nashr Farhangi Rajae, cetakan kedua, 1992 H., halaman 37.
- ↑ Makarim Syirazi, Nashir, Tafsir Nur, Teheran, Dār al-Kutub al-Islāmiyah, 1995 H., jilid 16, halaman 392.
- ↑ Husainī Syirazi, Sayid Muhammad, Tabyin al-Qur'an, Beirut, Dār al-'Ulūm, 2002 H., halaman 418.
- ↑ Javadī Amulī, Abdullah, Zan Dar Aineh-ye Jalal wa Jamal, Teheran, Nashr Farhangi Rajae, cetakan kedua, 1992 H., halaman 40. Afroz, Ghulam Ali, Hamsaran-e Bartar, Teheran, Anjuman Awliyā' wa Murabiyyān, cetakan pertama, 1998 H., halaman 32.
- ↑ . Afroz, Ghulam Ali, Hamsaran-e Bartar, Teheran, Anjuman Awliyā' wa Murabiyyān, cetakan pertama, 1998 H., halaman 46, 60, 179.
- ↑ . Surah An-Nisa', Ayat 4, 19, 21.
- ↑ . Surah Al-Baqarah, Ayat 233. Surah An-Nisa', Ayat 34.
- ↑ . Surah An-Nisa', Ayat 3–2.
- ↑ . Surah An-Nisa', Ayat 33, 176.
- ↑ . Surah An-Nisa', Ayat 32.
- ↑ . Surah An-Nisa', Ayat 6.
- ↑ . Surah An-Nisa', Ayat 10–9.